Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka Tahun 2013
berlangsung pada 17-19 April 2013 di Kompleks Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Pusdiklatnas), Cibubur.
Rakernas yang mengangkat tema “Menyongsong Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di Sekolah Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib” dibuka secara resmi oleh Ketua
Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Azrul Azwar didampingi Dirjen Pendidikan
Dasar Usia Dini Nonformal dan Informal (PAUDNI) Kementrian P)endidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Lydya Freyani Hawadi.
Menjawab pertanyaan wartawan usai pembukaan, Ibu Lydya menjelaskan
bahwa dasar dari upaya menjadikan Gerakan Pramuka sebagai ektrakurikuler
wajib adalah Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Gerakan Pramuka.
“Ini amanah Undang-Undang bahwa pendidikan kepramukaan itu sudah
masuk dalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 26 Tentang
Pendidikan Nonformal. Salah satu satuan pendidikan Non Formal adalah
kepramukaan ini juga amanah Undang-Undang Gerakan Pramuka itu sendiri,”
tegas beliau.
Lebih lanjut Ibu Lydya menambahkan bahwa kepramukaan itu untuk
anak-anak jadi penting untuk masuk ke dalam ekstrakulikuler wajib dan
ini supaya anak-anak mampu internalisasikan nilai kepramukaan yang ada
di dalam kode kehormatan pramuka, Satya dan Darma Pramuka pada kehidupan
sehari-hari.
“Supaya anak-anak jadi lebih mengetahui bagaimana berakhlak lebih
baik, pendidikan karakter adalah salah satu kendaraan untuk meningkatkan
pendidikan karakter itu berjalan dengan baik di sekolah,” ungkap Ibu
Dirjen PAUDNI yang juga meyakini bahwa hal ini akan mendapat dukungan
dari orangtua.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka juga menilai upaya ini sebagai upaya
yang baik, “Karena di satu pihak kita tahu masalah bangsa ini, bukan
lagi kenakalan remaja saja seperti berkelahi atau tawuran. Tetapi sudah
kriminal karena ada beberapa kasus pembunuhan, ini kan sangat
merisaukan. semua bisa diatasi kalau mereka ekspose pada pendidikan
karakter, pendidikan nilai-nilai,”
Sesuai amanah Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka,
Susilo Bambang Yudhoyono yang mengembankan tugas pendidikan karkater
kaum muda pada Gerakan Pramuka, maka Kak Azrul kemudian memantapkan
keberadaan Gugusdepan sebagai sarananya. “Dari banyak lembaga yang
menjalankan pendidikan nilai-nilai yang paling well organize
adalah Gerakan Pramuka. Jadi masuknya gagasan untuk mewajibkan di
ektrakurikluer itu baik, Cuma pelaksanaannya kita atur supaya anak-anak
tidak merasa terpaksa, yang wajib itu Gugusdepannya,”
Guna menjalankan gagasan ini, Gerakan Pramuka mengupayakan beberapa cara berupa Pull Factor dan Push Factor. Pull Factor
adalah bagaimana menciptakan Gugusdepan yang baik sehingga timbul kesan
bagi anak-anak kalau tidak masuk Gugusdepan tersebut akan rugi.
Kedua adalah push factor yaitu bagaiman menciptakan suasana
lingkungan yang membuat anak-anak kondusif untuk masuk ke Gugusdepan
tersebut, “Insya Allah kalau itu dijalankan bisa berhasil,” pungkas Kak
Azrul.
Mengingat pendidikan kepramukaan adalah pendidikan nonformal bagian
tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dalam mempersiapkan kaum
muda. Kaum muda adalah Potensi dan penerus perjuangan, hidup dan
kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara yang secara sosiologis
dipersiapkan sebagai kader dan penerus masa depan.
Pada Rakernas tersebut juga dipaparkan beberapa kegiatan
yang akan berlangsung hingga akhir tahun 2013. Diantaranya Karang
Pamitran, Perkemaha Pramuka Luar Biasa Tingkat Nasional, Penyelenggaraan
Musyawarah Nasional di Nusa Tenggara Timur, laporan penyelenggaraan
Sidang Paripurna Nasional oleh Ketua Dewan Kerja Nasional, selain
pemaparan Kegiatan Perkemahan Bakti Saka Taruna Bumi yang akan
berlangsung di Sumatera Barat.
0 komentar:
Posting Komentar